Minggu, 01 April 2012

Generasi Yang Unik

Membaca buku Petunjuk Jalan karya Sayyid Qutb banyak banget inspirasi baru yang di dapet. Guru yang satu ini bener-bener keren, ilmu nya sungguh dalem dan luar biasa. Tak heran karya-karya beliau sangat fenomenal bagi generasi dulu, sekarang ataupun yang akan dateng. Banyak manfaat yang bisa kuambil setelah membaca buku-bukunya salah satunya buku ini, Petunjuk Jalan. Sedikit kesimpulan yang bisa kuambil dari buku tersebut: 

Dulu pernah tercipta sebuah generasi yang unik. Sebuah generasi yang indah, indah lahir dan batin. Ditandai dengan bermunculan tokoh-tokoh tangguh seperti Abu Bakar Ashidiq, Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Keindahan sebuah generasi yang tak pernah ada sebelumnya dan takan pernah terulang kembali sesudahnya.


Rindu pada generasi itu? Ya.. tentu saja.


Kenapa generasi itu bisa muncul sedangkan sekarang tak pernah kembali berulang?


Terciptanya generasi yang unik tentu merupakan hasil dari pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah selama 23 tahun. Sebuah pencapaian yang gemilang dalam kurun waktu yang relatif singkat untuk menciptakan sebuah generasi manusia di muka bumi.


Apa rahasia pendidikan Rasulullah sehingga beliau mampu menciptakan generasi yang unik?


Hmm.. padahal dulu ataupun sekarang sama-sama ada Al Quran dan As Sunnah. Mungkinkah karena ketiadaan Rasulullah yang mengakibatkan sekarang tak tercipta lagi generasi yang unik?


Jika memang karena ketiadaan sosok Rasulullah, tidak mungkin Allah menugaskan Rasul untuk membawa Islam kepada seluruh manusia dimuka bumi ini sampai akhir zaman. Seharusnya kalau memang karena sosok Rasul ketika Rasul meninggal maka Islam pun akan selesai tapi nyatanya sampai akhir zaman Islam akan tetap eksis. Sampai detik ini harusnya Islam mampu membangun sebuah generasi yang unik seperti hal nya yang pernah terjadi 14 abad yang lalu yang pernah di bangun oleh Rasulullah.


So...
Apa yang menjadi kunci sukses keberhasilan pendidikan ala Rasul?
1. Sumber pelajaran
2. Tujuan pendidikan
3. Mental para sahabat ketika dididik oleh Rasul


1. Sumber Pelajaran


Generasi yang unik menjadikan Al Quran sebagai satu-satunya sumber pelajaran yang mereka ambil. Tidak ada sumber lain disamping Al Quran yang mereka pelajari. Hal ini dilakukan bukan karena tidak adanya sumber referensi lain selain Al Quran. Saat itu banyak sumber referensi lain yang bisa mereka ambil kalau mereka mau seperti ilmu-ilmu dari kebudayaan Eropa seperti kebudayaan Romawi dan Yunani selain itu  juga ada kebudayaan Persia, India dan Cina.


Tapi Rasul membatasi sahabat untuk mengambil referensi dari luar dan Rasul hanya memfokuskan diri kepada Al Quran saja dengan tujuan Rasul hendak menciptakan suatu generasi yang bersih jiwa, otak, pemikiran dari pengaruh-pengaruh selain Al Quran.


Sedangkan generasi sekarang sudah mencampuradukan berbagai sumber selain Al Quran sehingga rujukan mereka sangat beragam. Karena beragam referensi itulah yang menjadi salah satu penyebab generasi yang unik tidak pernah terulang kembali.


Jadi...
Pengen kembali menciptakan generasi yang unik?
Hayuuu mari... kita back to Al Quran. Kita jadikan Alquran satu-satu nya sumber pelajaran dalam universitas kehidupan kita, satu-satunya referensi kehidupan kita dan satu-satunya standar ukur hidup kita.


2. Perbedaan Tujuan


Tujuan generasi sekarang dalam mempelajari Al Quran adalah hanya sekedar menambah pengetahuan, memperluas pandangan dan menambah perbendaharaan ilmu saja. Sedangkan generasi dulu, mereka mempelajari Al Quran untuk menerima perintah dan untuk segera melaksanakan perintah-perintah yang telah dipelajari. Oleh karena itu mereka dalam mempelajari Al Quran cukup sepuluh ayat dalam sekali pertemuan. Karena mereka menganggap semakin banyak ayat Al Quran yang dipelajari maka semakin banyak pula kewajiban yang harus mereka kerjakan.


Generasi yang unik ini mampu menjadikan Al Quran sebagai metode kehidupan karena mereka memberlakukan Al Quran tidak sekedar sebagai buku rekreasi mental, bukan sekedar buku sastera atau seni, bukan juga sekedar buku cerita dan majalah.


Itulah perbedaan antara generasi dulu dengan sekarang di dalam memberlakukan Al Quran. Hal itulah yang  menjadi salah satu sebab kenapa generasi sekarang tidak lagi menjadi generasi unik.


Jadi..
Kalau mau menjadi generasi unik, hayuuu.. kawan kita perlakukan Al Quran sebagaimana generasi dulu yaitu pelajari Al Quran bukan sekedar "konsumsi intelektual" tapi untuk menerima perintah-perintah dari Raja kita, dan kita sebagai budak-Nya setelah mengetahui perintah-perintah tersebut harus bergegas untuk melaksanakannya.


Semangat untuk mempelajari Al Quran dan mari kita laksanakan Al Quran dengan berproses.. ^^


3. Mental Para Sahabat Ketika Di Didik Oleh Rasul


Mental seperti apa yang dimiliki para sahabat sehingga membuat perbedaan yang begitu signifikan antara generasi dulu dengan generasi sekarang?


Setelah mendapatkan pelajaran Al Quran dari Rasul, para sahabat bergegas untuk mengerjakan ayat demi ayat yang telah sampai kepada mereka secara totalitas. Tak ada kata kompromi dalam hal yang satu ini. Harga mati untuk samina wa'atona, saya dengar dan saya taat. Tak ada kata malas dan tak ada kata "ah ntar-ntar dulu aja". 


Mental seperti inilah yang dimiliki oleh para sahabat, seperti mental seorang prajurit ketika mendengar komando dari pimpinannya, ketika mendengar perintah dari atasan seorang prajurit langsung mengerjakan apa yang diperintah oleh atasannya tanpa tendeng aling-aling. 


Mental baja dan besi dalam mengerjakan Al Quran. Mental yang kuat dalam berkomitmen pada Islam. Mental SUPER yang dimiliki para sahabat. 


Coba bandingkan dengan generasi sekarang, masihkah ada generasi sekarang yang mempunyai mental seperti itu? 


Kebanyakan generasi sekarang  bermental tempe dan tahu. Ketika mengetahui ayat-ayat Al Quran, mereka banyak berkelit untuk melaksanakannya. Males lah, berat lah, susah lah, dan seabreg lah..lah.. yang laen. 


Semboyan generasi sekarang mungkin "Saya dengar dan saya ingkari", naudzubillah mindzalik. 


Sedih ya,, melihat fenomenal generasi sekarang yang makin jauh dari Al Quran. Inilah pelajaran yang bisa aku ambil setelah membaca buku Petunjuk Jalan karya Sayyid Qutb. Buku yang keren menurutku. 






Referensi : Petunjuk Jalan_Sayyid Qutb








Tidak ada komentar:

Posting Komentar